Senin, 29 Agustus 2016

Hidup Yang Bernilai

















Botol itu bentuknya semua pasti tahu,… (tak usah dibahas)
kemudian... botol itu akan berubah dan bernilai menjadi sesuatu ketika...
Diisi air mineral biasa harganya menjadi 3 ribu rupiah
Diisi air mineral reokxidase magnetisasi dan ozonisasi jadi 18 ribu rupiah
Diisi madu yaman harganya 225 ribu rupiah
Diisi farfum channel harganya jutaan rupiah
Diisi farfum minyak Narwastu harganya puluhan jutaan rupiah
namun bila botol tersebut...
diisi air oplosan? maka sekali ketahuan, jutaan orang langsung membencinya!
diisi air comberan, maka akan dibuang ke tempat sampah
dan akhirnya dilupakan…!


Sesungguhnya hidup kita seperti sebuah wadah.. bak botol tersebut,

perbedaannya bukan pada bentuk botolnya.. tetapi!!

isi dari pola pikir, mindset, emosi, pengetahuan dan
kebijaksanaan yang kita miliki
yang ada dalam diri kita, yang kita lakukan dengan penuh ke-tulus-an, ke-ikhlas-an, ke-tekun-an dan ke-sabar-an.  Itulah yang mengisi pribadi kita, yang nantinya akan bernilai  menjadi sebuah pribadi.  Apakah seharga oplosan, comberan, air mineral atau parfum narwastu,


isilah kehidupan keseharian anda dengan nilai positif.  Hargailah dan terimalah pribadi  anda sebelum anda menerima dan menghargai orang lain. karena bila pribadi anda berharga di mata anda sendiri, anda akan tahu apa yang menjadi kekurangan dan lebih tahu bagaimana cara memperbaiki diri dan meningkatkan kapasitas nilai pribadi anda menjadi pribadi yang berkualitas dan berharga.(LYD)










Jumat, 22 Juli 2016

Kelas Unggul-an

Long Time no post my story...











Kelas Unggul Pendidikan Dasar

Jangan tipu diri kita sendiri, sebab kita pasti sering mendengar bahkan menjumpai langsung praktek suatu lembaga pendidikan dasar yang menerapkan pembagian kelas unggul di sekolah reguler “favorit”.  Bisa dibayangkan Istilah kelas unggulan muncul ketika masih di pendidikan dasar di sekolah reguler, di mana di sekolah tersebut kelas dibagi secara alfabet, A khusus buat yang anak didik dengan“nilai” 9, B khusus buat anak didik dengan“nilai” 7,  C khusus buat anak didik dengan “nilai” 6 dan seterusnya.   Uniknya ketika disupervisi oleh pihak berwenang dalam rangka akreditasi dan sejenisnya, kelas unggulan ini disimpan rapi oleh pihak sekolah dan pengelolanya dengan keterangan “tidak menerapkan kelas unggulan” namun prakteknya ada dan di gadang gadang dibanggakan oleh ‘kaum’ orang tua / komite yang konservatif (jujur, maaf atas istilah ini).

Praktek penerapan tersebut tidaklah salah, demi menjaga kredibilitas dan favorit status dari lembaga pendidikan tersebut, akan tetapi yang jadi permasalahan serius adalah ketika hal tersebut dipraktekkan dan diterapkan pada masa-masa pendidikan DASAR, di mana dalam sistem pendidikan dikenal dengan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yaitu Sekolah Dasar 6 tahun dilanjutkan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama.  Permasalahan serius tersebut di atas adalah ketika masa pembentukan karakter di pendidikan dasar terjadi ‘pengabaian’ hak dan keistimewaan setiap anak secara personal.   Pengabaian tersebut justru dapat berimplikasi fatal bagi psikologis sang anak (maaf, saya kurang mengetahui apa istilah psikologisnya) ketika sang anak secara perlahan mengetahui (bukan hal yang tabu) bahwa   dia masuk dalam kelas yang bukan unggulan atau bahkan pindah kelas dari kelas A ke kelas C dan atau seterusnya karena pencapaian ketuntasan belajarnya tidak sesuai indikator di kelas unggulan.   Salah satu implikasi kritis bagi anak didik demikan terlanjur menyandang status anak didik bukan kelas unggulan adalah seperti suatu perangko/ label stiker ‘merek’ yang terus menempel dalam pribadi anak didik yang dibawa kemana-mana bahkan lambat laun menjelma menjadi sosok pribadi ‘karakter bukan unggulan’ selama 3, 6 bahkan 9 tahun. Dalam hal ini bukan karakter dengan daya juang dan keistimewaan terasah bersinar yang dihasilkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan dasar, justru sebaliknya.   Sistem yang diciptakan dan dijaga secara “rahasia yang bukan rahasia” justru mencetak “generasi bom waktu” baik bagi pribadi anak didik, keluarga bahkan lingkungan secara luas yang kita kenal dengan sebutan masyarakat, rakyat dan bangsa. 
 
Secara prinsip saya “menentang” dan tidak setuju dengan pengklasifikasian kelas unggul dan non unggul dalam sistem pendidikan dasar (dalam hal ini maksud saya bukan sekolah unggul), Walaupun di sekolah pembentukan karakter melalui pelajaran reguler DeCaLisTung (Dengar, Baca, Tulis, Hitung)  hanya 35% sisanya keuarga dan lingkungan sekitar.  Dalam sistem pendidikan dasar saya lebih setuju sistem gelar/status kelas unggulan di hapuskan, karena dengan demikian ada penyetaraan hak dan pengakuan keistimewaan sesuai dengan pribadi, minat kuat juga potensi sang anak didik.  Adalah tantangan dan kreatif insting bagi guru dan orang tua untuk mengenali hasrat minat dan potensi istimewa dari sang anak, apakah masuk kategori potensi kinestetik motorik, akademis, artistisk, linguistik, sosialistik,  varian lainnya atau gabungan di antaranya selama sang anak didik menjalani pendidikan dasar (karena setiap pribadi personal anak adalah istimewa/spesial dan unggul).

Kamis, 23 Juni 2016

visual "Danau Raya" KEAH-1

Black Water Ecosystem, an ecosystem that has special characters, because these ecosystems were established on peat lands. Black Water Ecosystem Regions (KEAH) in the South Barito Regency PERDA No.8 years in 2003 according to the width specified ± 4.159 Ha, when it should be according to their potential, this area extends ± 94 km starting from the lake in the little village of Madara Madara District of “Dusun Selatan”, Puning River to River Purun District “Dusun Hilir” (Mangkatip). The potential of natural resources that Main Use  from this region are aquatic resources (freshwater fish catch of wealth large enough) and the forest wood that has commercial value is high enough, apart from the great place / great habitat endemic flora and fauna of  Barito selatan,  Central Kalimantan

Flora at Black Water
Red betel plant (Piper sp crocatum.) Familia: Piperaceae, which was known so far is a leafy tropical forest plants rather to “bulathati” but in Central Kalimantan, especially in the South Barito, in the area of black water ecosystems found in a natural habitat of this plant , which likes damp and wet places, leaves a somewhat elongated fenotype taper slightly slippery surface of leaves, with the bottom surface layer of bright red, shiny leaves, is one of the  natural wealth of extraordinary plasmanutfah Assets


KEAH -1

KAWASAN EKOSISTEM AIR HITAM (KEAH-1) DI BARITO-SELATAN KAL-TENG

PLG “pengembangan Lahan gambut” dilema yang berkepanjangan, lahan gambut yang ada di wilayah Barito Selatan, memiliki karakter yang sangat berbeda dengan gambut yang ada di kawasan Kapuas dan kawasan “berengbengkel”, hal tersebut tergambar jelas pada masa sekarang ini dimana 80% lahan di blok E ini justru sudah berubah menjadi kawasan yang terendam air rutin selama 6 s.d 8 bulan, persoalan yang menjadi dilema sampai saat ini adalah pengaturan tata air untuk menjaga agar permukaan gambut dapat dipertahankan, namun justru teknologi tetap bukan pilihan terbaik dalam mengatasi suatu lingkungan/ekosistem yang sudah terlanjur rusak, konstruksi fisik pintu air/DAM yang ada sekarang perlahan namun pasti tidak akan bertahan lama dan berfungsi sesuai fungsinya,  sudah banyak investor yang berminat untuk mereklamasi lahan PLG di kawasan Barito Selatan, namun setelah dilakukan penelitian mendalam, mereka mundur secara teratur….. yang sekarang tersisa di kawasan tersebut adalah kawasan hantu ibaratnya hanya hantu yang mau bertahan di kawasan yang menjadi korban pemerkosaan lingkungan dan ekosistem  pada masa rezim orde baru dulu (lyd)

Rabu, 22 Juni 2016

Barito Selatan (KEAH-1)

Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4180);  Wilayah Kabupaten memiliki luas 883.000 (delapan ratus delapan puluh tiga ribu) hektar atau 8.830 KM2.
Batas-batas wilayah Kabupaten meliputi:

  1. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara;
  2. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan;
  3. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; dan
  4. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas.
Lingkup wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terdiri dari enam Kecamatan (Berdasarkan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2002) meliputi:
  1. Kecamatan Jenamas (ibukota kecamatan Rantau Kudjang) : 70.800 hektar;
  2. Kecamatan Dusun Hilir (ibukota kecamatan Mangkatip) : 206.500 hektar;
    BARITO SELATAN
  3. Kecamatan Karau Kuala (ibukota kecamatan Bangkuang) : 109.900 hektar;
  4. Kecamatan Dusun Selatan (ibukota kecamatan Buntok) : 182.900 hektar;
  5. Kecamatan Dusun Utara  ((ibukota kecamatan Pendang) : 119.600 hektar; dan
  6. Kecamatan Gunung Bintang Awai  (ibukota kecamatan Tabak Kanilan) : 193.300 hektar
 Catatan Penting :
dalam rangka penyusunan Dokumen RTRW Kab. terungkap  (per Agustus 2011) Fakta Lingkup wilayah Kabupaten sebagaimana hasil analisa Sistem  Informasi Geospasial, Wilayah Kabupaten Barito Selatan memiliki luas 6.937 km2 atau 693.700 ha.  hal tersebut berdasarkan pendekatan penyesuaian dengan sumber data  dari ;
a. Data Peta Administrasi kab. Barsel (PERDA Nomor 8 THN 2003 tentang RTRW PROV. KAL-TENG),
b. SK.GUB.KALTENG Nomor : 136/211/Pem. tanggal 25 AGUSTUS 2000  tentang Penataan Batas Wil.Adm Kab.BAR-SEL dengan Kab.BA-RUT
c. Surat Gubernur KAL-TENG Nomor 130/24/adpum tanggal 10 Januari 2011 tentang Penegasan Batas Daerah Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur.
dalam hal ini diperlukan sikap dan tindakan cepat serta tanggap terhadap persoalan data tersebut,…

Minggu, 24 April 2016

Karamak Darau



“Karamak Darau”
Kolose 2 : 12-17
Manusia Baru....
Ketika  nast ini dibacakan di mimbar oleh pendeta, anehnya justru terngiang di telinga malah lagu “karamak darau.. handak ku karamak darau.. tapi jodoh jatun manyundau, ture aq nanture uras mantakan je uhat mate..." sekilas memang lucu,.. tetapi jikalau jeli, hati jadi tergelitik apa pesan dari nast ketika terngiang di telinga.. dan sebuah pesan dari lagu... nast kolose ini mengajarkan tentang belas kasihan, sabar, kasih dan mengucap syukur, bagaimana bersikap sebagaimana orang pilihan,...  5 sikap kristiani jemaat kristiani, #belas kasihan,  #kemurahan, #kerendahan hati, #kelemahlembutan dan #kesabaran!  5 sikap Universal yang diyakini oleh semua orang percaya sebagai pembawa berkat,... rejeki, kekayaan dan kemakmuran serta yang utama sifat sempurna yang benilai tinggi dan luhur!!!
Pertanyaan besarnya sudahkah nilai universal kristiani ini kita miliki...kita jalankan atau kita amalkan seperti.. melafalkan sebanyak 40 kali !!! bilamana ketika kata kunci dari misi kerasulan besar kristen “hendaklah perkataan kristus dengan segala kekayaannya diam di antara kamu” tidak terjadi... seperti perumpamaan biji/benih yang jatuh di rumput beronak duri dan atau di bebatuan dan atau di tanah keras lalu dimakan burung,.... tidak akan mungkin terjadi dan bisa kita amalkan manakala kita mengandalkan kedagingan yang kenyal dan padat dalam hidup dan kehidupan,....  dan segala yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan hendaklah lakukanlah itu semua dalam Nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur oleh Dia kepada ALLAH, Bapa kita, karena saya, anda bahkan siapapun kita latar belakang kita, pekerja, buruh, pegawai, penetua diakon, pendeta, pejabat bahkan penasehat gereja adalah orang berdosa... yang mana saat sifat dan karakter  “karamak darau” sebagai sifat ketamakan, serakah tidak pernah puas, egois dan buta empati buta simpati,... ada dalam darah dan daging kita... bukan hal yang tabu justru kita semua punya sifat  seperti lagu “karamak darau” yang ingin merangkul... meraih semua hal kemolekan..keindahan mata dan  lidah dalam satu genggaman tangan “karamak darau”,...


Sifat manusiawi ...saat masa semakin modern ketika kebutuhan media sosial semakin menjadi.. dalam satu genggaman tangan,... iman dan pengaharapan kita melalui nast ini semakin dipekakan dan dikuatkan untuk mampu mengalahkan atau paling tidak meredam si “karamak darau” dengan 5 sikap kristiani dalam jemaat kristiani, #belas kasihan,  #kemurahan, #kerendahan hati, #kelemahlembutan dan #kesabaran!  5 sikap Universal yang diyakini oleh semua orang percaya sebagai pembawa berkat,... rejeki, kekayaan dan kemakmuran serta yang utama sifat sempurna yang benilai tinggi dan luhur!!! dan segala yang kita lakukan baik dengan perkataan dan perbuatan hendaklah kita lakukanlah itu semua dalam Nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur oleh Dia kepada ALLAH, Bapa kita, biarlah hidup kita dibarukan dalam kasih kristus